1. Perbedaan Dari : Sumber Belajar, Media Belajar,
Dan Alat Peraga ?
1. Sumber Belajar
Suatu pandangan yang
keliru jika sumber belajar berarti di luar apa yang dimiliki guru, atau
siswa. Guru merupakan sumber belajar yang utama, yaitu dengan segala kemampuan,
wawasan keilmuan, keterampilan dan pengetahuan yang luas, maka segala informasi
pembelajaran dapat diperoleh dari guru tersebut. Siswa, siswa memiliki sejumlah
variasi aktivitas belajar, pengalaman belajar, pengetahuan dan keterampilan,
maka dalam konteks tertentu apa yang terdapat pada diri siswa apat dijadikan
sebagai sumber belajar dalam mempelajari suatu pengalaman-pengalaman belajar
yang baru. Sumber belajar pada dasarnya banyak sekali baik yang terdapat di
lingkungan kelas, sekolah, sekitar sekolah bahkan di masyarakat, keluarga, di
pasar, kota,desa, hutan dan sebagainya. Yang perlu dipahami dalam hal ini
adalah masalah pemanfaatannya yang akan tergantung kepada kreativitas dan
budaya mengajar guru atau pendidika itu sendiri. Sumber belajar dapat dibedakan
menjadi sumber belajar yang direncanakan (learning resource by design)
dan digunakan atau dimanfaatkan (learning resource by utilization).
2. Media Pembelajaran
Dalam media pembelajaran
terdapat dua unsur yang terkandung , yaitu (a) pesan atau bahan pengajaran yang
akan disampaikan atau perangkat lunak, dan (b) alat penampil atau perangkat
keras. Sebagaii contoh guru akan mengajarkan bagaimana urutan
gerakan melakukan sholat. Kemudian guru tersebut menuangkan ide-idenya dalam
bentuk gambar ke dalam selembar kertas, ia menggambarkan setiap gerakan sholat
tersebut dalam kertas tersebut, saat di kelas ia menjelaskannya kepada siswa
bagaimana gerakan sholat tersebut dengan cara memperlihatkan poster yang
bergambarkan gerakan-gerakan yang telah ia buat sebelumnya. Kemudian siswapun
melakukan gerakan sholati dengan apa yang terdapat dalam poster tersebut. Dalam
perkembangan selanjutnya poster ini termasuk ke dalam media sederhana. Contoh :
Misalnya kaset pelajaran Bahasa Inggris, filem pendidikan, program TV Pendidikan.
3. Alat Peraga
Kata kunci dalam
memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran adalah Nilai Manfaat ,
dalam arti segala sesuatu alat yang dapat menunjang keefektifan dan
efesiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi atau pesan pembelajaran.
Ada istilah lain dari alat peraga ini, diantaranya sering disebut sebagai
sarana belajar. / dilakukan dengan praktek, agar anak didik dapat
melihatnya dan menirukan apa yang kita praktekkan dengan Alat peraga.
Contoh : pengadilan negeri yang dimanfaatkan oleh mahasiswa fakultas hukum
untuk belajar bagaimana cara mengadili perkara pidana atau perkara perdata. (http://walangkramat.wordpress.com)
2. Jelaskan Kerucut Pengalaman Menurut Teory “Edgar
Dale” Dan Apa Hubungannya Dengan Media Belajar ?
Rasional
penggunaan media menurut teori kerucut pengelaman (cone experience)
Idealnya dalam proses
pembelajaran, pendidik memberikan pengalaman nyata dan langsung kepada
siswa. Semakin nyata, kongkrit dan langsung, semakin mudah pula siswa
dapat menangkap materi pelajaran. Namun karena keadaan, tidak selamanya
pendidik dapat memberikan pengalaman secara langsung dan nyata. Karena itu
sesuai dengan teori kerucut pengalaman karya Edgar Dale, dalam mengajar jika
pengalaman langsung tidak mungkin dilaksanakan, maka digunakan tiran
pengalaman, pengalaman yang didramatisaikan, demonstrasi, karya wisata,
pameran, televisi pendidikan, gambar hidup, gambar mati, radio
dan
rekaman,
lambang
visual,
dan lambang verbal.
Berdasar alasan bahwa tidak semua penngalaman dapat diberikan secara
langsung, maka diperlukan media. Dengan menggunakan media, diharapkan
masalah-masalah komunikasi dan masalah pembelajaran dapat diatasi. Berhubung
dengan itu pula, maka para pengembang sistem pengajaran, para pendidik maupun
dosen, dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkenaan
dengan media ini. Dalam kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
atau lembaga penghasil tenaga Pendidik/kependidikan, masalah media ini termasuk
dalam kelompok mata kuliah Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan beberapa
sebutan, misalnya matakuliah Teknologi Pengajaran, Media Pembelajaran, Produksi
Media, Teknologi Informasi, dsb.
Adapun kompetensi yang
diharapkan dimiliki berkenaan dengan soal media ini antara lain:
- Membedakan ciri khas
berbagai macam media, bagaimana kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
- Memilih media yang tepat
untuk kegiatan belajar mengajar.
- Memproduksi atau membuat
media untuk pembelajaran.
- Menggunakan media dalam pembelajaran.
- Mengevaluasi efektifitas
penggunaan media.
Teori kerucut pengalaman
tersebut dikembangkan Edgar Dale tahun 1946 (molemd, 1996:16).
Berdasar
kerucut pengalaman tersebut, dalam pembelajaran mulai pertama kita mengajak
siswa terlibat dalam pengalaman nyata atau pengalaman langsung. Jika tidak
memungkinkan, kita mengajak siswa untuk mengamati peristiwa yang dimediakan
(peristiwa yan g disajikan dengan menggunakan media), dan akhirnya kita
mengajak siswa mengamati lambang atau simbul yang merupakan representasi
kejadian. (http://dc111.4shared.com/doc)
3. Bagaimana Proses Pembelajaran Bagi Masyarakat
Indonesia Diwilayah Tertinggal ?
Solusi:
Tantangan besar yang
harus dihadapi pemerintah bukan berarti kemustahilan untuk mecapai target MDGs
pada 2015. Saya melihat adanya kekuatan dan peluang untuk
mencapai universal education di Indonesia. Solusi yang saya tawarkan
adalah sebagai berikut:
- Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, khususnya Kementrian Pendidikan Nasional dan badan terkait,
harus melaksanakan dan mengawasi road map pemeretaan pembangunan
gedung sekolah, penyebaran tenaga pengajar, dan subsidi pendidikan di setiap
daerah di seluruh Indonesia.
- Mendorong
dan memperkuat peran masyarakat dalam meratakan akses pendidikan, misalnya
dengan program hibah kegiatan sosial di bidang pendidikan yang dilakukan oleh
LSM atau forum kepemudaan.
- Merevitalisasi
program “rumah belajar” atau “perpustakaan keliling”.
- Memberikan
pemahaman yang holistik mengenai urgensi pendidikan kepada masyarakat di daerah
tertinggal dengan menggunakan pendekatan antropologi sosial. Pendekatan
antropologi sosial ini digunakan untuk mencari cara terbaik berbasis budaya dan
kearifan lokal untuk mensosialisasikan pendidikan pada masyarakat.
- Memberikan
apresiasi terhadap masyarakat yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di
bidang pendidikan. Misalnya memberikan awards, atau piagam penghargaan untuk
guru teladan, masyarakat peduli pendidika, atau sebagainya.
- Melakukan capacity
building untuk guru-guru di daerah terpencil. Misalnya dengan memberikan
pelatihan yang dapat menambah keterampilan dan pengetahuan guru terutama dalam
kegiatan belajar megajar. (http://parlemenmuda.org)